1.
Australia dan Indonesia jelas menghadapi
tekanan yang berbeda berkaitan dengan defisit
transaksi berjalan (current
account deficit/CAD). Konsensus yang berlaku adalah bahwa
negara-negara berkembang seperti Indonesia harus menggunakan alat kebijakan
untuk mengantisipasi dan mengelola volatilitas jangka pendek di sektor
eksternal. Akan tetapi,
ada batas pada langkah-langkah jangka pendek tanpa secara signifikan mengurangi
permasalahan utama pada jangka panjang dan
menciptakan kondisi di mana CAD tidak akan menjadi masalah yang perlu
'dikelola' dalam jangka pendek.
2.
Ada tiga
pesan penting
terkait dengan CAD: pertama, kondisi CAD
belum tentu 'buruk' karena menunjukkan peluang investasi yang lebih besar
dibandingkan tabungan domestik. Kedua, kondisi
CAD tidak selalu berarti kita tidak dapat menghindari ketidakstabilan. Ketiga, pengalaman Australia yang mengkombinasikan
CAD dengan pertumbuhan menunjukkan bahwa Australia
tidak menerapkan kebijakan yang secara khusus di arahkan untuk mengendalikan CAD, neraca perdagangan atau aliran modal. Sebagai penggantinya, Australia memiliki agenda
reformasi struktural jangka panjang; menciptakan lingkungan kehati-hatian yang
ter-regulasi dengan baik; melaksanakan liberalisasi dan memperdalam pasar
keuangan, serta agenda kebijakan yang transparan dan diartikulasikan dengan
baik. Komitmen yang diberikan oleh
pemerintah Australia terhadap agenda yang berbasis memaksimalkan kinerja
ekonomi bersamaan dengan strategi kebijakan dengan parameter yang jelas telah
berhasil tidak hanya mendorong investasi di Australia tetapi juga mengurangi
persepsi risiko pasar berinvestasi di Australia di tengah CAD yang cukup besar.
3.
Ada tiga opsi
untuk Indonesia terkait CAD. Pertama,
reformasi fiskal. Reformasi subsidi BBM adalah langkah yang sangat penting
untuk memperbaiki struktur keseimbangan fiskal. Tapi yang lebih luas adalah
kebutuhan untuk meningkatkan penerimaan perpajakan. Kedua reformasi ini akan
memberikan 'ruang fiskal' untuk menghadapi guncangan, sehingga meningkatkan
kepercayaan pasar terhadap kemampuan Pemerintah Indonesia untuk mengelola
guncangan.
4.
Wilayah kedua yang penting bagi Indonesia adalah
investasi untuk mendorong
stabilitas. Salah satu hal yang paling penting yang dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko pelarian modal adalah mengurangi risiko endogen berinvestasi
di suatu negara. Australia berupaya mengurangi risiko endogen melalui proses
reformasi panjang tahun 1980-an dan 1990-an. Kebijakan ini tidak secara eksplisit menargetkan CAD, tetapi lebih
berkaitan dengan reformasi ekonomi secara umum dan membuat perekonomian lebih
fleksibel dan terbuka terhadap perubahan peluang. Indonesia akan tetap
menjadi tujuan yang menarik untuk investasi di masa mendatang, dan itu akan
merugikan potensi pertumbuhan dengan meninggalkan peluang investasi demi
mencoba untuk mengurangi risiko pelarian modal.
5.
Akhirnya,
strategi pertumbuhan berbasis produktivitas
yang dibentuk secara transparan penting untuk
memberikan kepastian kepada pasar dan investor. Ini akan membuka potensi
produktivitas Indonesia melalui reformasi di bidang infrastruktur, modal manusia (human
capital) - meningkatkan mutu pendidikan manusia,
reformasi jaminan sosial.
No comments:
Post a Comment